A few days ago, I went to library for looking a
book. While searching the book I wanted to borrow, I found an interesting folk
tale book entitled “The Teacher’s Secret and other folk tales”. The book was
retold by Joyce Hannam. It consisted five stories: One Thousand Gold Coins, Fanta-Ghirò,
The Teacher’s Secreet, A Picture of Tara, Irka’s Well, and Ali’s Wife.
Today, I’m gonna share the first story; One
Thousand Gold Coins. The original story is in English, but I translated it into
Bahasa Indonesia. It’s not a problem, is it? After reading the story, let’s
have a little discussion. I can’t wait anylonger to have it.
Enjoy the reading! :D
Seribu Keping Emas
S
|
uatu hari, hiduplah seorang laki-laki paruh
baya di kota Turki yang bernama Nareddin. Ia adalah pribadi yang baik, namun
tidak begitu kaya, dan istrinya tidak bahagia karena hal tersebut. “Kau selalu
berdoa kepada Tuhan setiap hari, tapi tak ada satu hal pun yan berubah. Kita
tetap miskin seperti ini!” kata istrinya. “Aku tidak mengerti kenapa kita
begini. Tuhan tidak pernah mau menolong kita. Mungkin saja Tuhan tidak menyayangi
kita!”
“Tentu saja Tuhan menyayangi kita,” jawab
Nasreddin. “Dia mencintai setiap makhluknya. Diamlah, istriku!”
Namun istrinya tidak pernah berhenti
membicarakan masalah uang. Pada akhirnya, Nasruddin berdoa kepada Tuhan: “Tuhan,
kirimkanlah aku 1000 keping emas. Dengan begitu, istriku akan bahagia. Tapi aku menginginkan
tepat 1000
koin emas, bukan 999 ataupun 1001 koin emas.”
Setiap
pagi Nasreddin berdoa kepada Tuhan mengenai kepingan-kepingan emas yang ia
harapakan. Tetangganya Ahmet, seorang kaya raya, mendengar doa Nasreddin
melalui tembok taman setiap hari. Ia tertawa dan berkata kepada istrinya: “Dengarlah!
Nasreddin berkata ia tidak ingin 999 koin. Aku tak mengerti. Setiap orang
menginginkan koin emas, dan ia sangat miskin. Aku akan melemparkannya sebanyak 999
koin melalui tembok ini ke kebunnya. Apa yang akan terjadi ya? Ayo kita lihat.”
Esok paginya ketika Nasreddin memulai
berdoa, sebuah tas penuh dengan koin emas mendarat di kepalanya.
Nasreddin membuka
tas tersbeut dan kemudian ia tersenyum lebar.
“Istriku,
kemarilah.” “Lihat! Tuhan mendengarkan doa ku.” Kemudian san istri tertawa
bahagia dan bernyayi.
Satu jam
kemudian, Ahmet datang ke rumah Nasreddin.
“Apa kabar
Nasreddin? Aku mendengar tertawaan dan nyanyian gembira dari rumah mu.”
“Kami sedang
berbahagia,” jawabnya Nasreddin, “karena Tuhan berbaik hati kepada kami.
Lihatlah,” lalu ia membuka tas yang ia pegang. “Aku meminta emas kepad Tuhan,
dan inilah yang Tuhan berikan.”
Ahmet hanya
tersenyum.
“Berapa banyak
kepingan emas yang ada di tas tersebut?” ia bertanya. “kau meminta 1000 keping,
bukan?. Ayo kita hitung jumlahnya.”
“Kenapa?” tanya
Nasreddin. “Tuhan dapat berhitung, ya kan?”
Tapi Ahmet tidak
mau mendengarkan Nasreddin. Ia mulai menghitung dengan hati-hati. “Kau tidak
dapat memiliki kepingan-kepingan emas ini, Nasreddin. Jumlahnya adalah 999
koin, bukan 1000.”
“Benarkah? Jawab Nasreddin.
“Tuhan pasti tahu tentang hal ini, dan satu koin lagi akan datang esok hari. Aku
yakin akah hal itu.”
“Dengar, Nasreddin!
Ini semua adalah koin-koin emasku. Aku melemparnya melalui dinding dan kau
harus mengembalikannya kepadaku.”
“Ooo, tidak bisa,”
jawabnya. “Kau tak mengerti, tuhan sedang menjawab doa ku melalui kau.”
Ahmet pun menjadi
marah. “Aku akan membawa kau ke pengadilan. Aku ingin emas-emasku kembali!”
“Baiklah,” jawab
Nasreddin. “Ayo kita bicarakan kepada hakim mengenai hal ini. Tetapi aku tidak
dapat pergi ke pengadilan dengan pakaian lusuh dan kotor seperti ini. Dapatkan aku
mengenakan jaketmu?”
“Ahmet sangat
ingin pergi ke pengadilan karena ia menginginkan emas-emasnya kembali,. Jadi ia
memberikan jaketnya kepada Nasreddin.
“Ayo kita pergi
sekarang,” kata Ahmet sambil berjalan keluar rumah Nasreddin.
“Tunggu sebentar,”
jawab Nasreddin. “Aku ini sudah tua dan pengadilan cukup jauh dari sini.
Bagaimana caranya aku berjalan ke sana?”
Ahmet berhenti. “Pengadilan
itu tidak terlalu jauh dari sini,” jawabnya dengan marah.
“Bagiku itu cukup
jauh, kaki ku tidak sanggup berjalan ke sana.”
“Baiklah, kau
boleh menunggangi kudaku hari ini. Tunggu.”
Lalu Ahmet
membawa kudanya dan diberikan kepada Nasreddin untuk ditunggangi.
“Sekarang kita
bisa pergi ke pengadilan, kau boleh menunggangi kudaku. Aku akan berjalan kaki,”
kata Ahmet.
“Istriku, jaga
baik-baik kepingan-kepingan emas ini karena cepat atau lambat Tuhan akan
mengirimkan ku satu keping emas lainnya.”
Kemudian
Nasreddin dan Ahmet sampi di pengadilan.
Ketika hakim
melihat mereka berdua, ia bertanya “Apa tujuan kalian berdua ke sini?”
“Karena,” jawab
Ahmet, “lelaki ini Nasreddin, memiliki 999 koin emas milikku! Ia harus
mengembalikannya kepadaku.”
“Benarkah
demikian?” tanya sang hakim kepada Nasreddin.
“Tidak benar!
Koin-koin emas tersebut adalah pemberian Tuhan karena Dia menjawab doa-doaku.”
Lalu Nasreddin
mendekati sang hakim dan berbisik, “Maafkan aku hakim yang mulia, tapi lelaki
miskin ini tetanggaku, dan ia tidak waras. Ia berfikir bahwa semua
barang-barangku adalah miliknya. Tanyakan saja mengenai jaket yang aku gunakan.”
“Apakah ini jaket
mu?” tanya hakim kepada Ahmet.
“Tentu saja, saya
meminjamkan kepadanya,” jawab Ahmet.
“Benarkan apa
yang ku bilang?” Nasreddin berbisik lagi kepada hakim. “Sekarang tanyakan
mengenai kuda ini.”
“Apakah ini kuda
milikmu juga?”
“Ya, tentu saja,”
jawab Ahmet.
“Oh, lelaki yang
malang. Kau tidak membutuhkan pengadilan, tapi kau butuh seorang dokter. Kau harus
meminta maaf kepada Nasreddin karena tuduhanmu, dan kau harus memberika
sekeping emas kepadanya!”
Lalu Ahmet
memberikan sebuah koin emas, dan Nasreddin mengambilnya.
“Terimakasih ya
Tuhan untuk ini semua,” kata Nasreddin dengan gembira. “Sekarang aku telah
memiliki koin yang ke-1000”
Nasreddin dan
Ahmet meninggalkan pegadilan dan pulang ke rumah.
Kemudian
Nasreddin mengembalikan jaket, kuda, dan 1000 koin emas kepada Ahmet.
“Ini semua
barang-barang milikmu,” kata Nasreddin, lalu ia tersenyum.
“Namun ingatlah,
jangan pernah sekali-kali kau hadir diantara Tuhan dan seorang hamba-Nya lagi.”
So guys, what do you think after reading this story? Let's have a lil talk :)