About Me

My Photo
Ahmad Apriyanto
Graduate of Mathematics Education from Faculty of Education Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI), the transformation of Sampoerna School of Education (SSE) Jakarta.
View my complete profile

Calendar

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

Sunday, March 24, 2013

One Thousand Gold Coins



A few days ago, I went to library for looking a book. While searching the book I wanted to borrow, I found an interesting folk tale book entitled “The Teacher’s Secret and other folk tales”. The book was retold by Joyce Hannam. It consisted five stories: One Thousand Gold Coins, Fanta-Ghirò, The Teacher’s Secreet, A Picture of Tara, Irka’s Well, and Ali’s Wife.

Today, I’m gonna share the first story; One Thousand Gold Coins. The original story is in English, but I translated it into Bahasa Indonesia. It’s not a problem, is it? After reading the story, let’s have a little discussion. I can’t wait anylonger to have it.

Enjoy the reading! :D


Seribu Keping Emas

S
 uatu hari, hiduplah seorang laki-laki paruh baya di kota Turki yang bernama Nareddin. Ia adalah pribadi yang baik, namun tidak begitu kaya, dan istrinya tidak bahagia karena hal tersebut. “Kau selalu berdoa kepada Tuhan setiap hari, tapi tak ada satu hal pun yan berubah. Kita tetap miskin seperti ini!” kata istrinya. “Aku tidak mengerti kenapa kita begini. Tuhan tidak pernah mau menolong kita. Mungkin saja Tuhan tidak menyayangi kita!”
       “Tentu saja Tuhan menyayangi kita,” jawab Nasreddin. “Dia mencintai setiap makhluknya. Diamlah, istriku!”
       Namun istrinya tidak pernah berhenti membicarakan masalah uang. Pada akhirnya, Nasruddin berdoa kepada Tuhan: “Tuhan, kirimkanlah aku 1000 keping emas. Dengan begitu, istriku akan bahagia. Tapi aku menginginkan tepat 1000 koin emas, bukan 999 ataupun 1001 koin emas.
       Setiap pagi Nasreddin berdoa kepada Tuhan mengenai kepingan-kepingan emas yang ia harapakan. Tetangganya Ahmet, seorang kaya raya, mendengar doa Nasreddin melalui tembok taman setiap hari. Ia tertawa dan berkata kepada istrinya: “Dengarlah! Nasreddin berkata ia tidak ingin 999 koin. Aku tak mengerti. Setiap orang menginginkan koin emas, dan ia sangat miskin. Aku akan melemparkannya sebanyak 999 koin melalui tembok ini ke kebunnya. Apa yang akan terjadi ya? Ayo kita lihat.”
       Esok paginya ketika Nasreddin memulai berdoa, sebuah tas penuh dengan koin emas mendarat di kepalanya.
Nasreddin membuka tas tersbeut dan kemudian ia tersenyum lebar.
“Istriku, kemarilah.” “Lihat! Tuhan mendengarkan doa ku.” Kemudian san istri tertawa bahagia dan bernyayi.
Satu jam kemudian, Ahmet datang ke rumah Nasreddin.
“Apa kabar Nasreddin? Aku mendengar tertawaan dan nyanyian gembira dari rumah mu.”
“Kami sedang berbahagia,” jawabnya Nasreddin, “karena Tuhan berbaik hati kepada kami. Lihatlah,” lalu ia membuka tas yang ia pegang. “Aku meminta emas kepad Tuhan, dan inilah yang Tuhan berikan.”
Ahmet hanya tersenyum.
“Berapa banyak kepingan emas yang ada di tas tersebut?” ia bertanya. “kau meminta 1000 keping, bukan?. Ayo kita hitung jumlahnya.”
“Kenapa?” tanya Nasreddin. “Tuhan dapat berhitung, ya kan?”
Tapi Ahmet tidak mau mendengarkan Nasreddin. Ia mulai menghitung dengan hati-hati. “Kau tidak dapat memiliki kepingan-kepingan emas ini, Nasreddin. Jumlahnya adalah 999 koin, bukan 1000.”
“Benarkah? Jawab Nasreddin. “Tuhan pasti tahu tentang hal ini, dan satu koin lagi akan datang esok hari. Aku yakin akah hal itu.”
“Dengar, Nasreddin! Ini semua adalah koin-koin emasku. Aku melemparnya melalui dinding dan kau harus mengembalikannya kepadaku.”
“Ooo, tidak bisa,” jawabnya. “Kau tak mengerti, tuhan sedang menjawab doa ku melalui kau.”
Ahmet pun menjadi marah. “Aku akan membawa kau ke pengadilan. Aku ingin emas-emasku kembali!”
“Baiklah,” jawab Nasreddin. “Ayo kita bicarakan kepada hakim mengenai hal ini. Tetapi aku tidak dapat pergi ke pengadilan dengan pakaian lusuh dan kotor seperti ini. Dapatkan aku mengenakan jaketmu?”
“Ahmet sangat ingin pergi ke pengadilan karena ia menginginkan emas-emasnya kembali,. Jadi ia memberikan jaketnya kepada Nasreddin.
“Ayo kita pergi sekarang,” kata Ahmet sambil berjalan keluar rumah Nasreddin.
“Tunggu sebentar,” jawab Nasreddin. “Aku ini sudah tua dan pengadilan cukup jauh dari sini. Bagaimana caranya aku berjalan ke sana?”
Ahmet berhenti. “Pengadilan itu tidak terlalu jauh dari sini,” jawabnya dengan marah.
“Bagiku itu cukup jauh, kaki ku tidak sanggup berjalan ke sana.”
“Baiklah, kau boleh menunggangi kudaku hari ini. Tunggu.”
Lalu Ahmet membawa kudanya dan diberikan kepada Nasreddin untuk ditunggangi.
“Sekarang kita bisa pergi ke pengadilan, kau boleh menunggangi kudaku. Aku akan berjalan kaki,” kata Ahmet.
“Istriku, jaga baik-baik kepingan-kepingan emas ini karena cepat atau lambat Tuhan akan mengirimkan ku satu keping emas lainnya.”
Kemudian Nasreddin dan Ahmet sampi di pengadilan.
Ketika hakim melihat mereka berdua, ia bertanya “Apa tujuan kalian berdua ke sini?”
“Karena,” jawab Ahmet, “lelaki ini Nasreddin, memiliki 999 koin emas milikku! Ia harus mengembalikannya kepadaku.”
“Benarkah demikian?” tanya sang hakim kepada Nasreddin.
“Tidak benar! Koin-koin emas tersebut adalah pemberian Tuhan karena Dia menjawab doa-doaku.”
Lalu Nasreddin mendekati sang hakim dan berbisik, “Maafkan aku hakim yang mulia, tapi lelaki miskin ini tetanggaku, dan ia tidak waras. Ia berfikir bahwa semua barang-barangku adalah miliknya. Tanyakan saja mengenai jaket yang aku gunakan.”
“Apakah ini jaket mu?” tanya hakim kepada Ahmet.
“Tentu saja, saya meminjamkan kepadanya,” jawab Ahmet.
“Benarkan apa yang ku bilang?” Nasreddin berbisik lagi kepada hakim. “Sekarang tanyakan mengenai kuda ini.”
“Apakah ini kuda milikmu juga?”
“Ya, tentu saja,” jawab Ahmet.
“Oh, lelaki yang malang. Kau tidak membutuhkan pengadilan, tapi kau butuh seorang dokter. Kau harus meminta maaf kepada Nasreddin karena tuduhanmu, dan kau harus memberika sekeping emas kepadanya!”
Lalu Ahmet memberikan sebuah koin emas, dan Nasreddin mengambilnya.
“Terimakasih ya Tuhan untuk ini semua,” kata Nasreddin dengan gembira. “Sekarang aku telah memiliki koin yang ke-1000”
Nasreddin dan Ahmet meninggalkan pegadilan dan pulang ke rumah.
Kemudian Nasreddin mengembalikan jaket, kuda, dan 1000 koin emas kepada Ahmet.
“Ini semua barang-barang milikmu,” kata Nasreddin, lalu ia tersenyum.
“Namun ingatlah, jangan pernah sekali-kali kau hadir diantara Tuhan dan seorang hamba-Nya lagi.”


So guys, what do you think after reading this story? Let's have a lil talk :)

Popular Posts